Sabtu, 15 Maret 2008

dunia processor masa kini


Saat ini, para produsen chip tidak lagi berlomba membuat prosesor yang paling cepat. Para produsen beralih pada penghematan energi dan pengurangan panas. Untuk itu, ditanamkan sebanyak mungkin core ke dalam sebuah keping silikon. Dengan begitu sebuah prosesor dapat menyajikan kinerja beberapa prosesor sekaligus dan tentu saja menghemat energi. Prosesor ini sangat ideal untuk menjalankan aplikasi yang membutuhkan sumber daya besar semisal bermain game 3D sembari mengunduh file di internet atau burning DVD sambil editing film.Namun dibalik manfaat yang ditawarkan, prosesor multicore juga memendam masalah. Batasan utama dari teknologi multicore adalah masalah software. Sebagian besar aplikasi software saat ini tidak ditulis untuk berjalan pada prosesor multicore. Akibatnya teknologi prosesor multicore tidak berjalan optimal. Profesor ilmu komputer University of California, David Pattterson memperingatkan perusahaan-perusahaan produsen software untuk merubah strategi, “Karena produsen prosesor tidak lagi berlomba meningkatkan kecepatan, maka produsen software tidak boleh berlomba menulis software paling cepat, namun harus belajar memanfaatkan potensi dari prosesor multicore”. Sehingga sebuah program harus secara mendasar didesain ulang, agar mendapatkan manfaat yang sesungguhnya dari parallel processing.Dua produsen prosesor terbesar dunia, Intel Corp dan Advance Micro Device Inc, telah menyajikan prosesor dual core maupun quad core pada saat ini. Di masa mendatang, jumlah core dapat dipastikan akan bertambah secara signifikan. Intel bahkan telah membuat prototype prosesor berinti 80. Namun prosesor ini belum dapat dimanfaatkan karena belum ada sistem operasi dan software aplikasi yang mendukungnya.Memang sebagian PC saat ini belum merasakan ketertinggalan teknologi software dari hardware karena sistem operasi seperti Windows XP, Linux, Mac OS masih mampu menjembatani kesenjangan yang ada. Namun, bila core yang ditanamkan dalam sekeping chip menjadi lebih banyak, maka teknologi software tak akan mampu lagi mengimbangi kompleksitas prosesor multicore.Solusi masalah ini membutuhkan lebih dari penemuan bahasa pemrograman baru. Para pengembang software harus menemukan cara yang benar-benar baru untuk membangun software. “Pembangunan software akan membutuhkan perubahan yang signifikan dan pemikiran ulang, namun peluangnya sangat besar” ucap Mark Lewin, Program Manager External Research & Programs Microsoft Research. Sebagai produsen software terbesar dunia, Microsoft Corp tengah bekerja keras mengoptimalkanpemanfaatan potensi dari prosesor multicore dengan fokus utama adalah komputasi paralel. Bahkan baru-baru saja, Microsoft mengumumkan bantuan USD 500.000 untuk universitas yang mempelajari pengembangan software untuk komputer multicore. Para peneliti berupaya mencari solusi paling tepat agar software mampu melakukan multitasking secara optimal.Jery Bautista dari Intel Corp menandaskan bahwa penggunaan prosesor multicore tidak dapat dihindari. Komputer-komputer berprosesor multicore terbukti mampu memberikan manfaat yang besar di berbagai bidang. Namun berapa core yang dibutuhkan bagi pengguna PC biasa? Phill Hester dari AMD Inc berpendapat bahwa core tambahan diperlukan apabila komputer tidak lagi dapat mengimbangi instruksi pengguna.





0 komentar: